Belajar Jarak Jauh | 3 Tips Mendampingi Anak Belajar Di rumah Bagi Orang Tua

Belajar jarak jauh, guru di rumah lebih galak –  Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga kita semua dalam keadaan sehat selalu. Pembahasan kali ini masih seputar tentang kegiatan belajar jarak jauh yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir. Ada banyak cerita dan pengalaman yang kita dapatkan. Ada hikmah yang kita dapatkan, ada pula kejadian-kejadian lucu. Kalau kita amati di media sosial belakangan ini banyak meme peserta didik yang mengeluh kalau “guru” yang mengajar di rumah lebih galak daripada guru di sekolah.

Hikmah Belajar Jarak Jauh

belajar jarak jauh
sumber: canva.com

Ada tiga hikmah yang penulis rasakan selama kegiatan belajar jarak jauh mulai diterapkan di sekolah kami.

  • Memiliki lebih banyak waktu di rumah

Kita yang biasanya berangkat dari rumah ke sekolah mulai pukul 06.30 pagi dan baru balik lagi pada pukul 16.00 sore, ketika tiba di rumah bawaannya pasti pengen tidur , pengen nyantai saja di rumah hingga kadang banyak pekerjaan rumah yang terlantarkan efek kecapean di sekolah. Namun dengan kegiatan belajar jarak jauh ini, kita memiliki waktu lebih banyak di rumah.

Banyak hal yang dulunya tidak bisa dikerjakan menjadi bisa dikerjakan, Sambil mengajar juga sambil bekerja. Buat ibu guru mungkin sekarang bisa menjelaskan sambil mengupas bawang atau memotong-motong sayur.

  • Komunikasi lebih intens dengan orang tua peserta didik

Dengan kegiatan belajar jarak jauh, komunikasi dengan orangtua peserta didik yang dulunya mungkin hanya sebatas  ketika bertemu di sekolah, itupun paling hanya ngobrol sebentar sudah selesai sekarang menjadi lebih sering. Pada saat mengirim nilai misalnya, biasa ngobrol sana-sini sampai kita sedikit tahu latar belakang peserta didik di rumah seperti apa, bagaimana respon orang tua kepada anak dan bagiamana responnya anak sama orang tua.

Kayak misalnya gini nih, ada peserta didik yang yang memang ibunya tuh gak kerja, murni benar-benar ibu rumah tangga, jadi mereka bisa membimbing anaknya belajar dan benar-benar cepat kalau mengirim tugas. Adpula peserta didik yang orang tuanya kerja, sehingga yah kita harus ngerti juga kalau mereka kerja yah mau gimana lagi. Mereka kan juga punya tanggung jawab yang lebih penting.

Baca juga :  Begini 9 Macam Teknik Pembelajaran Terbaru yang Harus Kamu Lakukan!

Ada juga orang tua yang walaupun sesibuk apapun pekerjaannya di kantor, ia tetap menyempatkan waktu yang ada untuk membantu anaknya belajar. Ada yang biasanya berangkat ke kantor pukul 08.00 di undur ke pukul 09.00 karena harus mempersiapkan anaknya belajar terlebih dahulu. Ada juga yang rela mengorbankan waktu istirahatnya di kantor untuk pulang menemani anaknya belajar di rumah. Saya salut banget dengan orang tua tersebut padahal saya tau kalau tempat kerjanya lumayan jauh dengan rumahnya. Intinya benar juga sih, kalau perkembangan anak itu tergantung dari didikan di rumahnya. Anak yang memang bagus di sekolah umumnya karena pendidikan di rumahnya juga baik.

  • Menjadi lebih kreatif

Belajar jarak jauh, mau tidak mau, memaksa kita untuk lebih kreatif. Kalau biasanya ada guru yang ngajarnya cuma ngejelasin di kelas, udah selesai gitu aja, dengan pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini memacu kita untuk berkreasi bagaimana agar media pembelajaran kita membuat peserta didik tetap tertarik untuk belajar walaupun secara daring. Secara otomatis, kita belajar bagaimana teknik editing video yang menarik, bagaimana membuat APK yang bisa diakses secara offline. Meskipun, menurut aku sih sehebat apaun medianya kegiatan belajar tatap muka tetap tidak bisa digantikan dengan kegiatan apapun, sekeren apapun medianya, belajar tatap muka tetap yang terbaik.

Tips Mendampingi Anak Belajar Di rumah

belajar jarak jauh
sumber: canva.com

Latar belakang orang tua yang basicnya memang bukan pengajar yang membuat sebagian besar orangtua mengalami kesulitan dalam mendampingi anaknya belajar jarak jauh. Akibatnya anak mereka merasa kalau orang tua tiba-tiba menjadi galak di masa pandemi sekarang ini. Berikut ini beberapa hal yang mungkin luput dari perhatian orang tua:

  • Mindset anak terhadap guru dan orang tua itu berbeda

Para orang tua harus memahami bahwa dalam pemikiran anak itu, guru dan orang tua sangatlah berbeda. Dalam pemikiran mereka, guru itu orang yang mendidik mereka, orang yang memaksa mereka untuk menjadi seorang yang disiplin sehingga mereka lebih takut kepada guru daripada orang tua.

Baca juga :  Begini Contoh Format Laporan Pembelajaran Jarak Jauh | Daring 2020

Lain lagi dengan pemahaman mereka terhadap orang tua. Bagi mereka orangtua adalah tempat ternyaman mereka, tempat mereka untuk bermanja-manja. Sehingga dikerasi sedikit saja mereka akan merasa kalau orangtua mereka jadi galak.

  • Apapun alasannya harus tetap sabar

Banyak orangtua yang tidak sabar, itupun pernah saya alami dulu waktu masih sekolah. Mereka kebanyakan pengennya anaknya dikasih tau sekali langsung paham, langsung mengerti. Padahal mereka tidak menyadari bahkan ketika anaknya baru mulai belajar berbicara kan nggak langsung bilang ”mama minta uang jajan”. Semuanya butuh proses dari mulai bicara yang kurang jelas sampai akhirnya kosakata mulai bertambah.

Banyak orang tua juga yang nggak tau mungkin nggak mengerti bahwa kemampuan berpikir setiap anak secara teori perkembangan kognitif itu berbeda menurut tahapan umur. Anak usia SD tahapan berpikirnya masih tahap berpikir kongkrit yang artinya mereka hanya bisa berpikir atau dapat masuk ke logika mereka kalau misalnya bendanya/kenyataan itu ada contohnya. Jadi jangan memaksa anak untuk berpikir sesuai dengan pola pikir orang tua.

  • Orang tua harus banyak memuji

Hal yang dianggap sepele yang mungkin dilupakan para orangtua yaitu memberikan pujian terhadap anak mereka sendiri. Padahal itu bisa membuat mereka merasa lebih dihargai proses belajarnya, walaupun sekedar mengucapkan “ih pintar”, “ih keren” atau “ih hebat ni” itu sudah membuat mereka bangga dan semakin bersemangat. Jangan belum ngajarin apa-apa, udah dipelototin duluan, udah dimarahin duluan yang malah membuat anak semakin down.

Kesimpulannya, buat orang tua di rumah jangan sampai memaksa anaknya untuk berpikir seperti pikiran kalian. Ada anak yang memang harus diulang-ulang sampai 10 kali baru mengerti, ada yang cukup sekali dijelasin udah ngerti. Ada anak yang memang perlu ditegasin, dan ada yang tidak perlu.

Sampai disini dulu tips untuk belajar jarak jauh, semoga bermanfaat bagi pembaca utamanya buat orang tua di rumah yang baperan 😀

Salam Penaguru..