Anda sedang mencari Materi Biologi Kelas 10 Semester 2 Kurikulum Merdeka Terbaru? Anda sudah berada di laman yang tepat.
Silahkan simak artikel tentang rangkuman materi Biologi kelas 10 SMA semester 2 sesuai dengan buku panduan edisi kurikulum merdeka yang terbaru berikut ini.
Materi Biologi Kelas 10 Semester 2 Kurikulum Merdeka
- Apa saja materi biologi kelas 10?
- Berapa bab biologi kelas 10 kurikulum merdeka?
- Materi biologi SMA apa saja?
- Materi apa saja yang ada di biologi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali muncul akibat kesulitan menemukan referensi materi pembelajaran Biologi kurikulum merdeka. Hal ini karena dalam pembelajaran SMA kurikulum merdeka, mata pelajaran Biologi bergabung dengan mapel Fisika dan Kimia dalam satu buku paket pelajaran IPA.
Materi Biologi kelas 10 semester 2 kurikulum merdeka dalam buku panduan materi terletak pada Bab 7 dengan rincian sebagai berikut:
Bab 7: Keanekaragaman Mahkluk Hidup, Interaksi, dan Peranannya di Alam
Tujuan Pembelajaran:
- mengidentiffkasi tingkatan keanekaragaman hayati,
- mendeskripsikan keanekaragaman hayati Indonesia dan peranannya,
- merumuskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati,
- mengelompokkan mahkluk hidup, dan
- menganalisis interaksi mahkluk hidup dalam ekosistemnya.
Seperti apa materinya? Let’s check it out!
Keanekaragaman Hayati
Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati berarti keberagaman yang ada pada mahkluk hidup. Keberagaman dapat ditemukan pada tingkatan gen, spesies dan ekosistem. Keanekaragaman pada mahkluk hidup ini terjadi akibat adanya faktor genetik atau keturunan dan perbedaan faktor lingkungan.
Tingkatan Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman hayati tingkat gen
Mungkin diantara Kalian menemukan bahwa ada banyak varietas pisang yang Kalian lihat, seperti pisang susu dan pisang tanduk. Meskipun sama-sama merupakan pisang, tetapi bentuk, ukuran dan rasa pisang-pisang tersebut beranekaragam. Inilah yang disebut dengan keanekaragaman hayati tingkat gen. Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman yang ada dalam satu spesies.
2. Keanekaragaman hayati tingkat jenis
Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati yang terjadi antar spesies. Coba Kalian perhatikan pisang klutuk, pisang mas, dan pisang raja. Meskipun ketiga-tiganya merupakan tanaman pisang, akan tetapi mereka berasal dari spesies yang berbeda. Masing-masing spesies pisang tersebut memiliki perbedaan bentuk buah, ukuran buah dan rasa buah.
3. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem
Indonesia dengan bentang alamnya yang luas, memiliki beberapa ekosistem, seperti hutan hujan tropis, hutan bakau dan sabana. Hutan hujan tropis dihuni oleh tumbuhan yang beranekaragam mulai dari yang berukuran kecil hingga pohon besar.
Selain itu di hutan hujan tropis juga hidup beranekaragam hewan. Hutan bakau terletak di rawa atau pinggir pantai dan hanya ditumbuhi oleh tanaman mangrove. Hewan yang biasanya hidup di hutan mangrove ini adalah ikan dan burung laut. Sedangkan sabana adalah wilayah yang didominasi oleh tanaman jenis rumput. Hewan yang hidup di dalamnya juga cenderung mamalia kecil dan burung.
Ketiga ekosistem tersebut memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari jenis tanaman, jenis binatang, keadaan tanah, intensitas cahaya matahari dan curah hujan pada ketiga hutan tersebut. Perbedaan yang terjadi pada ketiga daerah ini disebut dengan keanekaragaman hayati tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah keanekaragaman hayati yang terjadi antar ekosistem.
Keanekaragaman Hayati Indonesia
Fauna Indonesia dapat dibagi menjadi 3 wilayah, wilayah barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa dan pulau kecil di sekitarnya), wilayah tengah (Sulawesi dan Nusa Tenggara) dan wilayah timur (Papua dan pulau di sekitarnya). Hewan wilayah barat memiliki ciri-ciri yang sama dengan hewan yang ada di benua Asia sehingga disebut dengan hewan asiatis.
Hewan asiatis biasanya berupa mamalia berukuran besar dan sedikit burung berbulu indah, contohnya gajah, badak dan orang utan. Hewan wilayah timur memiliki ciri-ciri seperti hewan di benua Australia sehingga disebut dengan hewan australis. Hewan australis biasanya berupa hewan mamalia berukuran kecil, hewan berkantong dan burung berbulu indah seperti kuskus dan cendrawasih.
Berbeda halnya dengan hewan di wilayah tengah, hewan ini memiliki ciri-ciri peralihan antara hewan asiatis dengan hewan australis. Contoh hewan peralihan adalah Komodo, Anoa dan Maleo.
Sungguh luar biasa kekayaan alam Indonesia bukan? Sungguh beruntung kita menjadi warga negara Indonesia. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena lahir di negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Berikut adalah gambaran kecil betapa Tuhan memberkahi Indonesia dengan keanekaragaman flora dan fauna, baik di daratan maupun di lautan.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati bukan hanya memberikan manfaat langsung kepada manusia namun juga sangat penting dalam mempertahankan keberlangsungan ekosistem. Sebagai contoh hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi, lebih mendukung untuk kelestarian ekosistem dibandingkan dengan ekosistem pertanian yang monokultur
Selain berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem, keanekaragaman hayati memiliki banyak manfaat lain bagi manusia. Keanekaragaman hayati merupakan sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, bahan kecantikan dan ekonomi bagi manusia. Selain itu juga sebagai sumber ilmu pengetahuan dan plasma nutfah dalam pengembangan varietas unggul dari sebuah spesies, seperti varietas unggul padi Indragiri yang berasal dari varietas lokal Barumun dan Rojolele.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman hayati dapat mengalami penurunan baik karena faktor alam maupun akibat aktivitas manusia. Bencana alam, misalnya kebakaran hutan, merupakan salah satu faktor alam yang mengakibatkan kerusakan ekosistem yang dapat mengancam berkurangnya keanekaragaman hayati. Secara umum aktivitas manusia memiliki andil besar terhadap berkurangnya keanekaragaman hayati Indonesia.
Contoh lain tentang kegiatan manusia yang mengancam berkurangnya keanekaragaman adalah penangkapan satwa untuk diperjualbelikan. Trenggiling adalah salah satu hewan yang diburu untuk obat tradisional. Kegiatan manusia ini tentulah mengancam populasi trenggiling ini bukan? Selain itu, masih banyak aktivitas manusia yang dapat menurunkan keaneakaragaman hayati seperti penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya, penebangan hutan dan penggunaan pestisida.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian keanekaragaman hayati seperti hutan lindung, cagar alam dan taman nasional. Untuk mengatasi kelangkaan tanaman dapat dilakukan perbanyakan dengan kultur jaringan sedangkan untuk mengatasi kelangkaan hewan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kloning.
Klasiffkasi Mahkluk Hidup
Bagaimana Ahli Mengelompokkan Mahkluk Hidup?
Dalam sejarah pengelompokan mahkluk hidup, pada mulanya para ahli menggunakan dua skema dalam pengelompokan mahkluk hidup, yaitu klasiffkasi buatan dan alami. Kedua klasiffkasi ini sama-sama menggunakan ciri-ciri yang menonjol sebagai dasar klasiffkasi tetapi berbeda dalam cara penetapan ciri-ciri tersebut.
Pada klasiffkasi buatan, dilakukan dengan cara memilih dengan bebas ciri-ciri pemersatu terlebih dahulu baru kemudian mengelompokkan organisme yang sesuai. Contohnya ketika melakukan pengelompokan dengan ciri pemersatu ada tidaknya sirip, maka paus akan dikelompokkan dengan ikan.
Kelebihan dari klasiffkasi ini adalah mudah untuk dikembangkan dan tidak mudah berubah, namun kelemahannya pengelompokannya tidak menunjukkan hubungan evolusioner.
Apa Saja Pengelompokan Mahkluk Hidup dan Peranannya?
Mahkluk Hidup dalam Ekosistem
Cobalah Kalian perhatikan lingkungan di sekitar Kalian. Kalian akan menemukan bahwa satu jenis spesies akan tergantung pada spesies lainnya. Contohnya, lebah mengisap nektar bunga untuk dijadikan madu, sedangkan tanaman memerlukan lebah untuk membantu proses penyerbukan sehingga tanaman dapat memperbanyak diri melalui biji. Seperti itulah mahkluk hidup dalam ekosistemnya.
Apa Itu Ekosistem?
Istilah “Ekosistem” pertama kali digunakan oleh Tansley, seorang ahli botani Inggris, pada tahun 1935. Ekosistem adalah unit struktural dan fungsional ekologi dimana organisme hidup berinteraksi satu sama lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya. Setiap ekosistem memiliki ciri khas karena adanya perbedaan komponen biotik (mahkluk hidup) dan abiotik (tak hidup).
Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Dalam Ekosistem, komponen biotik (mahkluk hidup) dan abiotik (komponen tak hidup) saling berhubungan melalui siklus materi dan aliran energi. Siklus materi adalah perputaran materi yang terjadi diantara komponen ekosistem.
Materi yang dimaksud adalah senyawa kimia penyusun tubuh mahkluk hidup seperti air, karbon, oksigen, nitrogen dan sulfur. Senyawa kimia tersebut berpindah dari komponen biotik ke abiotik dan kembali lagi ke komponen biotik.
Pada eksosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan ini saling berkaitan sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Piramida makanan adalah diagram yang menampilkan susunan tingkat tropik satu dengan tingkat tropik berikutnya berdasarkan jumlah atau masa atau jumlah energi pada setiap tropiknya. Tingkat tropik adalah posisi organisme dalam rantai makanan atau jaring makanan. Tingkat tropik I adalah produsen seperti tumbuhan, tingkat tropik II adalah konsumen I yang memakan produsen sedangkan tingkat tropik III adalah konsumen II yang memakan konsumen I.
Berikut adalah contoh piramida energi. Pada piramida energi, ukuran setiap blok (tropik I, II dst.) menunjukkan energi yang dimiliki oleh tingkatan tropik tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tingkat tropik I memiliki jumlah energi yang lebih besar dari tingkat tropik II, begitu pula selanjutnya.
Interaksi antar mahluk hidup yang dapat terjadi dalam sebuah ekosistem dapat dikelompokkan sebagai berikut.
- Predasi yaitu hubungan antara predator dengan mangsanya. Hubungan antara tikus dan ular adalah contoh predasi.
- Kompetisi yaitu hubungan persaingan, seperti hubungan antara pohon dan rumput yang bersaing mendapatkan unsur hara dan air di dalam tanah.
- Netral yaitu hubungan tidak saling mengganggu. Contohnya adalah interaksi pohon dengan ular.
- Simbiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup yang hidup bersama. Interaksi simbiosis ini ada yang interaksinya saling menguntungkan (simbiosis mutualisme), ada yang dalam interaksinya satu organisme mengalami kerugian sedangkan yang lainnya mengalami keuntungan (simbiosis parasitisme) dan ada yang dalam interaksinya satu organisme mengalami keuntungan sedangkan yang lainnya tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan (simbiosis komensalisme).
- Antibiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup dimana salah satu mahkluk hidup tersebut mengeluarkan racun untuk membunuh mahkluk hidup lainnya. Seperti interaksi antara jamur Penicillium dengan bakteri, dimana jamur ini mengeluarkan antibiotik yang dapat membunuh bakteri.
Kesimpulan
Itulah rangkuman materi Biologi kelas 10 semester 2 kurikulum merdeka yang dapat dijadikan referensi pembelajaran. Semoga bisa membantu bapak/ibu guru serta anak-anak sekalian.